Mekanisme
Respirasi Ikan
Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Proses
pernapasan dapat dibagi menjadi 4 tahap, yakni: (1) pertukaran udara melalui
permukaan alat pernapasan, (2) difusi oksigen dan karbondioksida antara insang
dan darah, (3) transpor oksigen dan karbondioksida di dalam darah dan cairan
tubuh ke dan dari sel, dan (4) pengaturan pernapasan. Proses ini dapat
berlangsung karena adanya perbedaan tekanan parsial gas (Fujaya, 2008).
Proses
pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup mulut secara
bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu mulut membuka,
air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang menutup. Oksigen yang
terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah yang
terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup insang membuka dan air
dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya air melalui
insang, karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran oksigen dan karbondioksida
terjadi pada lembaran insang
Insang pada
ikan dibedakan menjadi dua macam yaitu insang dengan tutup insang (operkulum)
dan insang tanpa operkulum. Insang dengan operkulum dimiliki oleh ikan
bertulang sejati sedangkan insang tanpa operkulum dimiliki oleh ikan bertulang
rawan. Ikan bertulang sejati umumnya memiliki empat pasang insang pada
masing-masing sisi faring dan terlindungi oleh operkulum. Masing-masing insang
terdirri dari sebuah lengkung insang (arkus brankhialis) dan tersusun atas
tulang rawan (http://sweetir1s.multiply.com).

Gambar.
saluran respirasi ikan
Selain insang atau paru-paru, beberapa jenis ikan memiliki alat pernapasan
tambahan yang dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara, seperti
insang tambahan yang dimiliki oleh ikan lele (claria sp.) bebentuk pohon
di bagian atas lengkung insang kedua dan ketiga disebut arborescent organ,
kulit yang dimiliki oleh ikan blodok (Periopthalmus danBoleopthalmus)
selain penutup insang yang berkembang berlipat-lipat dan bagian dalamnya
terdapat banyak pembuluh darah. Ikan-ikan yang memiliki alat pernapasan
tambahan mampu bertahan hidup dalam kondisi hipoxia, bahkan anoxia (Soesono,
1983).
Dibandingkan yang terdapat dalam udara, oksigen dalam air lebih sedikit.
Udara kira-kira mengandung 20% O2. 1 liter udara mengandung (200 ml
O2 pada tekanan udara (P O2) ± 150 mmHg atau 0,2 atmosfer. Dalam air yang jenuh
udara, persentase kelarutan gas dan tekanan partialnya adalah sama dengan
udara. 1 liter air pada suhu 150o C hanya mengandung 7 ml O2 (Affandi,
1992).
Ketersediaan oksigen dalam air sangat sedikit, oleh karena itu oksigen sering
disebut sebagai factor pembatas, karena daya larut oksigen dalam air kecil. Apabila
kandungan oksigen dalam air rendah maka ikan dan organisme akuatik lain harus
memompa air dalam jumlah tertentu kepermukaan insang untuk mendapatkan oksigen
yang cukup agar kecepatan metabolismenya stabil. Oksigen sebagai bahan
pernafasan di butuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Oleh sebab
itu, kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemampuannya memperoleh
oksigen yang cukup dari lingkungannya. Berkurangnya oksigen terlarut dalam
perairan, tentu saja akan mempengaruhi fisiologi respirasi ikan, dan hanya ikan
yang memiliki sistem respirasi yang sesuai dapat bertahan hidup (Fujaya, 2004).
Menurut Djawad
dkk (2003), bahwa semakin besar suatu organisme maka mengkonsumsi oksigen semakin
besar pula karena semua anggota tubuhnya bergerak memerlukan energi yang
berasal dari oksigen dan makanan Suhu media air akan mempengaruhi kandungan oksigen terlarut yang akan berakibat terhadap proses respirasi ikan (Debora, 2011). Dalam proses respirasi hal yang
paling utama untuk diketahui yaitu laju konsumsi oksigen. Laju konsumsi oksigen
yaitu jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh biota dalam satu satuan waktu (Fujaya, 2004). Adapun
persamaan yang sering digunakan untuk menghitung laju konsumsi oksigen pada
ikan yaitu :
Dimana :
DO
awal =
oksigen terlarut air sebelum di isi ikan
(ppm)
DO
akhir = oksigen terlarut air setelah percobaan (ppm)
V
air = volume
air yang digunakan (liter)
W =
berat ikan sampel (gram)
nice kak selalu bermanfaat infonya
BalasHapusElever Media Indonesia