Senin, 02 Desember 2013

filum arthopoda dan moluska

Filum Arthopoda
  Definisi dan Klasifikasi
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Arthropoda adalah filum terbesar dalam cabang ilmu zoology, mencakup serangga, laba-laba, udang, dan kepiting. Arthropoda memiliki habitat di berbagai tempat seperti di laut, air tawar, darat dan lingkungan udara termasuk berbagai hubungan simbiosisnya. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan kerangka luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel. Hemocoel terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh jantung. Jantung terletak pada sisi dorsal dari tubuhnya. Begitu juga di dalam gua, arthropoda memgang peranan penting dan mempunyai keanekaragaman tinggi dan paling berhasil beradaptasi dalam lingkungan gua. Arthropoda banyak ditemukan sebagi hewan yang khas dan teradaptasi dengan lingkungan gua. Arthropoda menyumbang sekitar 80% hewan khas gua. Sedangkan secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasnya mencapai lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok. Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap ruas.
Filum Arthropoda dibagi ke dalam 5 kelas, antara lain :
1.      Kelas Arachnida
Kelas Arachnoidea terdri atas sekelompok  Arthropoda yang beberapa diantaranya tidak memiliki wakil yang memadai yang masih hidup. Beberapa ahli zoology mengklasifikasikan kelompok hewan-hewan tersebut di atas menjadi beberapa ordo dalam satu klas Arachnida, tetapi beberapa ahli lain membagi menjadi beberapa klas dan super klas atau sub Phyla.
2.      Kelas Crustacea
Sebagai wakil representative adalah cambarus viridis. Hidup di air tawar, di danau atau di dalam kolam. Tubuh Cambarus sebelah luar terdapat kutikula dimana kutikula disusun oleh pectin dan garam-garam mineral.
3.      Kelas Diplopoda
Diplopoda sering disebut hewan berkaki seribu, tubuh agak bulat panjang, terdiri atas kurang lebih 25-100 ruas. Sebagian ruas memiliki dua ruas menjadi satu. Sepasang atau dua pasang kaki pada ruas ke 17 pada hewan jantan mengalami modifikasi membentuk alat kopulasi.
4.      Kelas Chilopoda
Chilopoda biasa disebut Lipan, bertubuh pipih-dorsoventral terdiri atas 15-175 ruas, yang masing-masing memiliki sepasang kaki, kecuali 2 ruas terakhir dan 1 ruas maka yang pertama yajni kepala. Ruas terakhir memiliki sepasang alat penjepit yang beracun, yang berguna untuk membunuh hewan lain. Antenna panjang terdiri atas 12 ruas.
5.      Kelas Insecta
Insekta atau serangga disebut juga Hexapoda merupaka kelas yang tersebar didalam arthropoda, beranggotakan kurang lebih 675.000 spesies yang tersebart di semua penjuru dunia. Merupakan invertebrate yang hidup ditempat yang kering dan dapat terbang.

B.     Morfologi dan Anatomi
Permukaan tubuh dilindungi kutikula yang tersusun dai zat kitin yang ditambah dengan garam-garam mineral dan bersifat sangat keras. Tubuhnya dibedakan menjadi cefalotorak dan abdomen yang terdiri dari segmen-segmen (kepala 5, torak 8, dan abdomen 6) masing-masing dengan satu pasang anggota tubuh yang terdiri atas ruas-ruas. Setiap segmen tubuh dibedakan atas tergum (bagian dorsal), sternum (bagian ventral), pleura (lateral tubuh) (Kastawi, 2009)
Cefalotorak terdiri atas 13 segmen yang terlindung oleh karapak. Ujung anterior karapak merupakan rostrum. Antena dan antenula merupakan struktur indera. Kaki jalan berfungsi untuk bergerak, memegang makanan, dan membersihkan tubuhnya. Kaki renang sebagai alat renang, respirasi, dan pembawa telur pada hewan betina

C.    Manfaat dan Athropoda
1.      Udang dan kepiting merupakan makanan sumber protein yang sangat disenangi karena dagingnya yang enak. Udang dan kepiting juga dapat dijadikan sebagai hiasan karena rangka luarnya yang keras.
2.      Beberapa jenis udang yang sangat kecil seperti Daf­nia, Copepoda, Estheria, dan Conchostraca, dengan ukuran kurang dari 1 mm, merupakan plankton dan makanan bagi hewan-hewan yang lebih besar. De­ngan demikian, Arthropoda jenis ini merupakan mata rantai makanan dalam kehidupan di air. Untuk kehidupan di darat bertindak sebagai mata rantai makanan adalah Arthropoda jenis Insecta.
3.      Arthropoda dari kelompok Collembola yang men­diami permukaan tanah menghasilkan pupuk. yaitu kotorannya yang merupakan bahan humus. Humus tidak saja sebagai pupuk tetapi juga menjaga tanah agar terhindar dari erosi. Adanya humus berpeng­aruh baik terhadap kandungan air dan udara dalam tanah, sehingga tumbuhan yang tumbuh di ternpat itu dapat menyerap zat-zat hara dengan mudah.
 Filum Mollusca
  Definisi dan Klasifikasi
Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya lunak. Jadi, Filum Mollusca adalah kelompok hewan invretebrata yang memiliki tubuh lunak. Tubuh lunaknya itu dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Mollusca yang sudah tidak asing lagi bagi kita adalah siput. Siput merupakan salah satu Mollusca yang teramsuk ke dalam kelas gastropoda. yaitu berjalan dengan menggunakan perutnya. Molusca merupakan hewan yang mempunyai bentuk morfologi tubuh yang lunak. Hidup sejak periode Cambrian, terdapat lebih dari 100.000 spesies hidup dan 35.000 spesies fosil kebanyakan dijumpai di laut dangkal dan adapula yang hidup pada kedalaman sampai 7000 meter beberapa lainnya mempunyai habitat air payau, air tawar dan daratan (Aslan dkk.,  2010). Mollusca  umumnya hidup bebas, beberapa melekat pada karang, cangkang ataupun kayu dan ada beberapa jenis juga yang membenamkan diri dalam lumpur ataupun di dasar perairan lainnya, seperti Cumi-cumi (Loligo sp.) yang berenang bebas di lautan (Wahyuningsi, 2002).
Berdasarkan struktur tubuh, Moluska dibagi menjadi lima kelas, yaitu Amphineura Gastropoda, Scaphopoda, Cephalopoda, dan Pelecypoda.
a)      Kelas Amphineura
Hewan ini memiliki tubuh simetri bilateral, dengan satu atau beberapa lembaran atau keping cangkang (plate atau valva) atau tanpa valva yang merupakan eksoske leton. Mempunyai beberapa insang di dalam rongga mantelnya. Saat ini sudah dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu Aplacophora (tidak bercangkang),  Monoplacophora (bercangkang tunggal/satu sisi) dan Polyplacophora. Hewan ini memiliki ciri-ciri, yaitu cangkangnya memiliki susunan yang bertumpuk-tumpuk seperti susunan genting, hidupnya melekat di dasar perairan. Pada mulutnya dilengkapi dengan lidah parut atau radula. Contohnya adalah Chiton Perhatikan Gambar 2. Anggota kelas ini hidup di laut (sekitar pantai), menempel pada batu-batu menggunakan kaki perutnya. Contoh anggota kelas ini adalah Chiton sp dan Neopilina sp.

b Kelas Gastropoda
Gastropoda berarti hewan yang menggunakan perutnya sebagai kaki (gastros: perut dan podos: kaki). Kelas ini merupakan kelas dengan anggota terbesar. Tempat hidupnya di laut, air tawar, maupun di daratan. Sebagian besar bercangkang, sehingga tubuhnya membelit menyesuaikan dengan bentuk cangkangnya. Pada kepalanya terdapat dua pasang tentakel, sepasang tentakel pendek sebagai alat pembau dan sepasang lainnya lebih panjang sebagai alat penglihat. Hewan ini bersifat hermaprodit, tetapi tidak pernah terjadi pembuahan sendiri. Contoh anggota kelas ini yaitu Achatina fulica (bekicot), Pilla ampulacea (Siput sawah), Cypraea sp., dan Conus sp. 

      Kelas Scaphopoda
Anggota kelas ini hidup di laut pada pantai berlumpur. Tubuhnya simetri bilateral, dilindungi oleh cangkang tubular (seperti taring atau terompet) yang terbuka di kedua ujungnya. Kakinya kecil dan berguna untuk menggali liang. Kepalanya memiliki beberapa tentakel, tidak memiliki insang. Contoh jenisnya adalah Dentalium sp. 

     Kelas Cephalopoda
Cephalopoda merupakan kelas Mollusca yang sudah maju, mempunyai endoskeleton, eksoskeleton, atau tanpa keduanya, tubuhnya simetri bilateral, pada kepalanya terdapat lengan-lengan yang mempunyai sucker (batil penghisap). Cephalopoda berarti hewan yang mempunyai kaki di kepala. Tubuhnya terdiri atas kepala, leher, badan. Kepala Cephalopoda dilengkapi 1 pasang mata dan 8 buah tentakel atau 10 buah (2 tentakel dan 8 lengan) yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Contoh anggota kelas ini adalah Nautilus sp., Cumi-cumi (Loligo indica), sotong (Sepia officinalis) dan gurita (Octopus). Perhatikan Gambar 4. Nautilus sp.

e     Kelas Pelecypoda
Pelecypoda memiliki kaki pipih seperti kapak, memiliki dua buah cangkang sehingga disebut dengan bivalvia, dan memiliki lempengan- lempengan insang sehingga disebut juga lamelli branchiata. Mantelnya menempel pada cangkang. Di tepi cangkang, mantel tersebut secara terus-menerus membentuk cangkang baru sehingga cangkang makin lama makin besar dan menggelembung. Cangkang Pelecypoda terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan nakreas, lapisan prismatik, dan periostrakum. Lapisan nakreas merupakan lapisan terdalam. Lapisan ini sering disebut lapisan mutiara, atau disebut juga mother of nacre, berupa kristal-kristal halus yang mengandung kalsium karbonat, mengkilat bila terkena cahaya. Namun demikian tidak semua anggota Pelecypoda bisa membuat mutiara. Di luar nakreas terdapat lapisan prismatik, terdiri atas zat kapur yang tebal berbentuk prisma. Di luar lapisan prismatik terdapat periostrakum, yaitu lapisan tipis dan berwarna gelap, tersusun oleh zat tanduk dan mudah mengelupas. Contoh anggota kelas ini adalah kerang air tawar (Anadonta sp.), kerang mutiara (Pinctada margaritivera), Mytilus sp., dan kima raksasa (Tridacna maxima)